Pada 24 Januari 2025, dalam diskusi kelompok fokus (FGD) bertema "Dekarbonisasi Industri", GEM menyampaikan pidato utama berjudul "Upaya Mendorong Dekarbonisasi Hijau".

Pidato tersebut diawali dengan memperkenalkan GEM dan pendirinya, serta memberikan gambaran tentang praktik GEM dalam bidang pengurangan emisi karbon hijau. Melalui inovasi dalam daur ulang dan penambangan perkotaan, GEM berhasil mengurangi lebih dari 1 juta ton emisi karbon dioksida setiap tahunnya. Selain itu, GEM berfokus pada produksi bahan energi baru, terutama prekursor baterai dan material katoda, dengan mengembangkan teknologi NCM (Nikel-Kobalt-Mangan) yang telah mendapatkan pengakuan global.

Selanjutnya, GEM membagikan rencananya dalam mendukung upaya dekarbonisasi di Indonesia. Melalui anak perusahaannya, QMB, serta perusahaan grupnya, GEM berkomitmen untuk memproduksi energi hijau guna mendukung pembuatan bahan energi baru dan transisi elektrifikasi di Indonesia. GEM juga sedang mengembangkan kawasan industri hijau dan berencana bekerja sama dengan industri di Indonesia untuk membangun proyek percontohan serta kawasan industri berbasis energi terbarukan, seperti sistem fotovoltaik tenaga surya dan sistem pembangkit listrik dari panas buangan.

Selain itu, GEM menekankan dukungannya terhadap pengembangan talenta dan penelitian. Hingga saat ini, GEM telah melatih lebih dari 150 mahasiswa serta mendirikan fasilitas penelitian dan pengembangan di Indonesia, yang berlokasi di Morowali dan Institut Teknologi Bandung (ITB).

Sesi Tanya Jawab

1.  Bagaimana permintaan pasar terhadap produk daur ulang GEM?

Jawaban: Proses daur ulang GEM memiliki tingkat pemulihan material hingga 95%. Produk daur ulang kami berfokus pada bahan energi baru, khususnya prekursor NCM (Nikel-Kobalt-Mangan) dan material katoda, yang dianggap sebagai material dengan prospek besar dalam teknologi baterai masa depan. Selain itu, melalui teknologi kami, lebih dari 20 jenis elemen dapat didaur ulang, termasuk tungsten, litium, nikel, dan kobalt. Kami juga mengolah plastik hasil daur ulang menjadi bahan komposit kayu-plastik (WPC) untuk menghasilkan berbagai produk bernilai tinggi.

2.  Bagaimana GEM memperoleh bahan daur ulang?

Jawaban: Pada tahap awal, pengumpulan limbah elektronik merupakan tantangan besar. Berbeda dengan Indonesia, Tiongkok telah memiliki sistem pengelolaan limbah elektronik berskala besar dan matang. Kami bekerja sama dengan kolektor limbah elektronik dan membeli produk elektronik bekas dari mereka. Selain itu, dukungan aktif dari pemerintah Tiongkok dalam membangun ekosistem daur ulang elektronik telah membuat seluruh proses menjadi lebih efisien dan terstruktur dengan baik.

3.  Apa rencana GEM dalam membangun pabrik daur ulang di Indonesia?

Jawaban: Kami melihat bahwa Indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan pabrik daur ulang. Saat ini, GEM berfokus pada mendukung visi pemerintah Indonesia dalam mempercepat elektrifikasi, khususnya di sektor kendaraan listrik (EV). Dalam 5 hingga 10 tahun ke depan, kami memperkirakan industri ini akan berkembang pesat, dan industri daur ulang akan menjadi bagian penting serta menjanjikan dalam ekosistem keseluruhan.

4.  Mengenai rencana pembangunan industri hijau berbasis energi terbarukan, apakah sistem fotovoltaik tenaga surya dapat memenuhi kebutuhan energi?

Jawaban: 65% kebutuhan energi akan dipenuhi melalui sistem pembangkit listrik dari panas buangan, sedangkan teknologi fotovoltaik tenaga surya akan menyediakan 35% energi. Selain itu, kami juga berencana mengintegrasikan sistem tenaga angin sebagai cadangan untuk memastikan pasokan energi yang stabil dan berkelanjutan, guna mendukung masa depan yang lebih hijau.