Belakangan ini, di Majalah 《Fortune》 Daftar ESG Tiongkok yang paling berdampak resmi dirilis, GEM tercantum dalam daftar peringkat dengan kebanggaan berkat praktik ESG-nya yang unggul di industri. Sebagai perusahaan terkemuka di bidang manufaktur material energi baru global dan ekonomi sirkular, selalu memandang pembangunan berkelanjutan sebagai garis hidup perusahaan, melalui pembangunan rantai nilai siklus penuh untuk energi baru, inovasi dalam strategi ekspansi global yang fleksibel dan langkah-langkah lainnya, dalam pengembangan rantai industri hijau telah mewujudkan berbagai terobosan inovatif, menetapkan menembus batas dan terus maju menghadapi tantangan menjadi motto standar perusahaan multinasional ESG.

▲ Gambar 1 GEM Masuk dalam Daftar ESG Tiongkok Terdampak 2025 di《Fortune》

▲ Gambar 2 GEM Masuk dalam Daftar ESG Tiongkok Terdampak 2025 di《Fortune》

Rantai nilai siklus hidup penuh energi baru GEM, mendukung tercapainya ekonomi sirkular global dan mewujudkan target "karbon ganda"

Sejak tahun 2015, GEM menjadi pelopor dalam mengusulkan konsep pembangunan rantai nilai siklus hidup penuh untuk energi baru, dengan membangun rantai nilai yang mencakup “daur ulang baterai – penggunaan bertingkat – regenerasi bahan baku – remanufaktur material – perakitan ulang baterai. Sebagai contoh perusahaan global yang menghubungkan “pendaur ulang - produsen baterai - produsen kendaraan, - konsumen, GEM mendukung pelaksanaan inisiatif paspor baterai global. Hingga saat ini, GEM telah menjalin kerja sama sirkular yang ditargetkan dengan lebih dari 900 mitra di seluruh dunia.

▲ Gambar 3 Rantai Nilai Siklus Penuh GEM untuk Energi Baru

Sebagai respons terhadap tantangan global seperti rendahnya efisiensi pembongkaran dan pemulihan logam yang tidak memadai, GEM merintis teknologi penghilangan perekat dan pembongkaran menyeluruh pada paket baterai CTP. Teknologi ini berhasil mencapai tingkat hasil pembongkaran sebesar 92% (rata-rata industri: 80%) dan efisiensi penghilangan perekat 100%. Selain itu juga telah mencapai tingkat pemulihan lebih dari 99% untuk nikel, kobalt, dan mangan, serta ≥95% untuk litium. Saat ini, jalur demonstrasi dengan kapasitas 10.000 ton telah

Perusahaan mengoperasikan 16 fasilitas daur ulang dan produksi material energi baru di delapan provinsi di Tiongkok, serta di Afrika Selatan, Korea Selatan, dan Indonesia. Berpusat di kota-kota besar Tiongkok, GEM telah membangun jaringan “pertambangan kota” yang membentang lebih dari 3.000 kilometer. Setiap tahunnya, GEM memproses lebih dari 10% baterai bekas di Tiongkok, 6% kendaraan akhir masa pakainya, dan memulihkan nikel setara dengan 20% dari produksi utama nasional. Hal ini menjadikan GEM sebagai penggerak utama dalam pengembangan ekonomi sirkular dan transisi hijau.

▲ Gambar 4 Tata Letak Global Ekonomi Sirkular GEM

Pada tahun 2024, operasi “pertambangan kota” GEM berhasil mengurangi emisi karbon sebanyak 1,1064 juta ton, meningkat 54,61% dibandingkan tahun sebelumnya, setara dengan menanam 50,29 juta pohon. Pencapaian ini menegaskan kepemimpinan GEM dalam daur ulang sumber daya dan memberikan solusi dari Tiongkok untuk transisi hijau global di industri energi baru.

Strategi Globalisasi GEM yang Fleksibel: Memadukan Industri, Teknologi, dan Budaya Tiongkok dan Indonesia

Pendiri GEM, Profesor Xu Kai Hua, menyatakan bahwa Indonesia merupakan lahan investasi bagi perusahaan Tiongkok, Namun, ketika perusahaan Tiongkok berkembang dengan baik di Indonesia, apa yang bisa ditinggalkan untuk Indonesia? Jawabannya adalah, menggunakan teknologi dan pendidikan maju dari Tiongkok untuk memberi manfaat bagi Indonesia serta mencapai keseimbangan antara keuntungan bisnis dan kontribusi sosial.

Sejak 2019, GEM memimpin pendirian Kelas Pelatihan Internasional Program Magister dan Doktor Teknik bersama Pemerintah Indonesia – GEM – CSU. Program ini berkembang dari satu jurusan metalurgi menjadi tiga jurusan: metalurgi, transportasi kereta api, dan perdagangan internasional, serta dari 30 menjadi 100 mahasiswa per angkatan. Hingga saat ini, program ini telah melatih 183 mahasiswa magister dan doktor teknik asal Indonesia, menciptakan model baru pengembangan talenta teknik berkualitas tinggi yang berkelanjutan serta kerja sama budaya dan pendidikan antara Tiongkok dan Indonesia.

▲ Gambar 5 Foto Grup Kelas Pelatihan Internasional Program Magister dan Doktor Teknik Kerjasama Pemerintah Indonesia – GEM – CSU

▲ Gambar 6 Foto Grup Kelas Pelatihan Internasional Program Magister dan Doktor Teknik Kerjasama Pemerintah Indonesia – GEM – CSU

Pada 28 Agustus 2024, GEM meluncurkan Laboratorium Riset Teknologi Rekayasa Material Energi Baru dan Metalurgi Bersama Tiongkok-Indonesia di Institut Teknologi Bandung (selanjutnya disebut: Laboratorium Riset Kerjasama Tiongkok–Indonesia), dengan investasi sebesar USD 30 juta bekerja sama dengan ITB dan CSU. Ini mendorong kerja sama Tiongkok-Indonesia dari infrastruktur menuju inovasi teknologi.

Laboratorium Riset Bersama Tiongkok-Indonesia ini memiliki 12 laboratorium dan 2 pusat penelitian teknologi rekayasa , dilengkapi dengan lebih dari 300 unit instrumen mutakhir. Sebagai pusat riset kelas dunia di bidang metalurgi dan material energi baru, laboratorium ini mengembangkan teknologi dalam pengolahan mineral, pengembangan material, daur ulang, remediasi lingkungan, dan teknologi hijau berkelanjutan, membantu meningkatkan kualitas R&D Indonesia ke standar global sekaligus berperan sebagai pusat unggulan dalam pengembangan talenta.

Dalam waktu hanya delapan bulan, lebih dari 30 peneliti pascasarjana dan postdoktoral telah menyelesaikan lebih dari 30 proyek, mengajukan lebih dari 150 permohonan paten, dan menyambut lebih dari 1.000 peneliti dari negara Tiongkok, Indonesia, Jerman, Kanada, Italia, Australia, Jepang, Malaysia, Singapura, dan 10 negara lainnya yang menunjukkan keberhasilan model ekspor teknologi Tiongkok di bawah Inisiatif Sabuk dan Jalan. Selanjutnya, Laboratorium Riset Gabungan Tiongkok–Indonesia akan menghadirkan para ahli global di bidang material energi baru untuk mencapai tiga tujuan utama berikut:

Tujuan 1: Mengembangkan teknologi penting dan meraih hasil ilmiah kelas dunia. setiap tahun menghasilkan tidak kurang dari 100 inovasi teknologi, setiap tahun jumlah pengajuan paten tidak kurang dari 500 paten, hingga tahun 2030, jumlah kumulatif pengajuan paten global ditargetkan tidak kurang dari 3.000 paten.

Tujuan 2: Melatih talenta unggul untuk mendukung visi emas pembangunan Indonesia 2045. Dalam 10 tahun ke depan, Laboratorium Riset Bersama Tiongkok-Indonesia akan mendidik 100 doktor rekayasa, 1.000 magister rekayasa, dan 10.000 tenaga ahli di bidang teknik.

Tujuan 3: Mendorong pembangunan berkelanjutan global dan memberikan dorongan kuat berupa energi hijau bagi pembangunan negara-negara di sepanjang jalur Belt and Road.

▲ Gambar 7 Laboratorium Riset Gabungan Tiongkok–Indonesia untuk Material Energi Baru dan Teknologi Rekayasa Metalurgi

Terpilih masuk dalam Daftar ESG Tiongkok Terdampak 2025 Di Majalah《Fortune》bukan hanya pengakuan atas pencapaian luar biasa di bidang ESG, tetapi juga bukti nilai kebijaksanaan Tiongkok dalam pembangunan keberlanjutan global, menghadirkan solusi dari Tiongkok untuk transformasi hijau di sektor energi baru, mendorong pengembangan globalisasi teknologi sirkular, serta memberikan manfaat bagi mitra Belt and Road. GEM akan tetap berkomitmen pada strategi industri hijau “pertambangan kota + manufaktur material energi baru”, tidak melupakan misi dan niat awal dalam penghijauan, bekerja sama dengan mitra global untuk membangun kelompok industri hijau kelas dunia, guna memberikan imbal hasil investasi yang baik dan nilai luar biasa bagi para investor global